Ndin nonton film ini tanggal 30 Januari 2008
Kenapa tertarik dgn film ini?
Dari trailernya! Trailer film ini berhasil membuat ndin penasaran untuk nonton…
Sekilas jika dilihat dari trailernya, film ini mengusung tentang keinginan seorang muslimah untuk bebas. dan inilah yang membuat ndin penasaran…Bebas?
Bebas dalam arti apa?
Apa makna bebas bagi si muslimah itu?
Cerita dalam film ini terjadi pada era 90-an…
dalam kompleks pesantren di daerah Jawa Timur
mengangkat kehidupan si Annisa, seorang muslimah, putri Kyai pemilik pesantren
Cerita dimulai dari kehidupan si Annisa sejak kecil hingga dewasa (hingga memiliki keturunan)
Dan ternyata,,,
bebas yang dimaksud bukanlah sebebas-bebasnya…
tapi bebas yang bertanggung jawab sebagai seorang muslimah yang memiliki harga diri…
Opini ndin tentang film ini
1. sebagai seorang wanita, ndin merasa tersentuh dengan film ini.
Kenapa?
Coba saja perhatikan saat si Annisa mulai menjalani kehidupan rumah tangga…
Sadis dan tragis…
Ndin gak terpikir bisa sesadis itu dalam sebuah perkawinan
Dan yang bikin shock-nya adalah pemeran kesadisan itu adalah sang suami Annisa (Samsuddin), putra dari Kyai ternama yang seharusnya mengerti Islam secara holistik
Sadis…
ketika si Samsuddin melakukan KDRT *kekerasan dalam rumah tangga* berupa pukulan tangan, cekikan dengan alasan yang irrasional
—Islam tidak menghalalkan seorang suami bertindak kasar terhadap istrinya dengan alasan yang tidak masuk akal, kan?!—
ketika si Samsuddin melecehkan dan meremehkan pendidikan si Annisa yang memang terpandai di pesantren
––suami memang kepala rumah tangga, namun status itu ga boleh dijadikan alasan untuk meremehkan istri—
ketika si Samsuddin memaksa si Annisa untuk melayaninya, padahal saat itu si Annisa sedang dalam keadaan first-day syndrome (menstruasi hari pertama) atau sedang mengalami endrometriosis (rasa nyeri kala menstruasi)
––dalam adegan itu, ada unsur pemaksaan yang dilakukan oleh Samsuddin. Dan ‘pemaksaan’ apakah dibolehkan dalam agama? Nope! Selain itu, kaum suami seharusnya mengerti resiko yang dapat terjadi pada sang istri jika melakukan hal itu dalam periode datang bulan. ‘Hubungan’ yang dilakukan dalam periode itu bisa meningkatkan risiko penularan penyakit. Sifat dari penularan penyakit dikarenakan pada saat datang bulan, pembuluh darah atau selaput yang ada di dinding vagina atau mulut rahim sedang terluka, sehingga bisa menjadi pintu masuk kuman. Dan inilah salah satu penyebab kanker rahim pada wanita.—
Tragis…
ketika si Samsuddin ternyata menduakan si Annisa dengan wanita lain
––kenyataan hidup seorang wanita yang paling pahit adalah saat diduakan, di satu sisi si wanita sudah berusaha untuk melayani suami dengan baik, tapi satu sisi lain, suami tetap melakukan KDRT yang membuat si wanita takut dan merasa terancam untuk mengiyakan keinginan suami,,,lalu? kalau tidak diiyakan, suami malah menduakannya? deuu…apa yang harus dilakukan si wanita?—
2. ndin kurang setuju dengan salah satu adegan dimana si Annisa meminta si Khudori *lelaki yang ia cintai* untuk menzinahinya agar ia diceraikan oleh Samsuddin. Hal ini dilakukan oleh si Annisa karena dia uda gak tahan dengan perilaku Samsuddin.
jelas ndin gak setuju! Sayang banget! seorang Annisa seharusnya bisa melakukan hal yang lebih terpuji… Apalagi dia seorang muslimah kan?!
Overall, film ini menjadi salah satu gambaran tentang kehidupan seorang wanita
Wanita nantinya akan menjadi seorang istri yang seharusnya patuh pada suami…
Tapi, jika dihadapkan pada permasalahan serumit seperti yang digambarkan dalam film ini, apa yang musti wanita lakukan? itu adalah pemikiran selanjutnya bagi para wanita…
tentunya, ALLAH ga akan memberi cobaan di luar batas kemampuan manusia…
Permasalahan adalah batu loncatan manusia untuk menjadi ‘cum laude’ di mata NYA
Terlebih lagi wanita…
Wanita akan melayani suami, akan mengingatkan suami untuk berbuat benar, akan mengajari sang buah hati untuk berlaku baik, akan bertanggung jawab terhadap keutuhan keluarganya…
Kerumitan menjadi seorang wanita adalah sebuah keindahan di mataNYA…
Dan kesabaran, ketegasan, serta air mata telah ALLAH berikan spesial untuk wanita dalam menyikapi kehidupannya…
Indahnya wanita….
Kontroversi Film Perempuan Berkalung Sorban
ndin terkesan dengan debat di acara televisi “Apa Kabar Indonesia edisi Malam” tanggal 6 Februari malam…
film ini dianggap oleh beberapa orang tidak layak tonton…
Hal ini karena mencemarkan nama pesantren yang digambarkan dalam film itu sebagai pesantren yang kolot dan tidak membela wanita
menurut ndin, malah sebaliknya…
film ini patut ditonton untuk membuka wawasan kita…
terkadang kita mengganggap seorang Kyai adalah seorang yang benar…tapi jangan selalu mengganggap seperti itu!
Kyai adalah seorang manusia yang bisa saja khilaf (seperti tokoh ayah Annisa yang merupakan kyai pemilik pesantren)
awalnya ndin kaget…”loh, kok kyai kayak gini? mengungkung wanita?! bahkan untuk kuliah saja ga dibolehin?”
tokoh Samsuddin misalnya, seorang anak Kyai yang telah mendalami agama dengan kuat…
“bukankah Islam menghormati wanita? tapi kenapa perilaku Samsuddin sama sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam?”
inilah yang menjadi pembelajaran buat kita…
Tokoh yang kita anggap baik dan benar ternyata tidak sepenuhnya benar menurut ajaran Islam…
Dan penonton yang bijak seharusnya menyadari hal ini dan mengembalikan segala kebenaran hanyalah milik ALLAH seperti yang tertuang dlm Al Quran dan Hadist
Selain itu, apakah karena latar film ini adalah sebuah pesantren, maka kita langsung menjudge bahwa seluruh pesantren adalah buruk dan terlalu mengungkung?
alangkah ga bijaksananya kita, kalau kita langsung mengeneralisasi semua pesantren Islam seperti itu!
banyak di luar sana, pesantren Islam yang benar-benar membela wanita, benar-benar memberi kebebasan dalam berpendidikan dan memberi kebebasan lain yang bertanggung jawab…
Kontroversi emang diperlukan, karena dengan adanya kontroversi kita bisa belajar untuk berkarya lebih baik…
Kita juga bisa memandang dari dua sisi yang berbeda : sisi pro dan sisi kontra-nya
Tapi semuanya kembali pada kita…
Sebagai penonton yang bijak, seharusnya kita bisa mengambil hikmah dari sebuah tontonan dan berpikir bagaimana tindakan kita jika dihadapkan dalam situasi seperti dalam tontonan itu?
Bukannya hanya melihat dan menyerap semuanya tanpa berpikir baik buruknya…
Score of this film : 80 [recommended film]
Saran : bijaklah dalam menonton film ini…!
Kesan : audio dan musiknya TOP! mendukung dan sesuai banget!
12 comments
Comments feed for this article
February 8, 2009 at 3:44 pm
haris
Assalamu’alaikum…
halo halo.. Andini,,, silaturrahim lewat blog aja deh…
..kog kayak yang seru ya.. film nya…??????////
February 8, 2009 at 5:52 pm
sigombak
Karena dinilai terlalu ekstrem, film ini banyak yang dikecam oleh ulama dan pesantren… bagi filim ini tentunya akan membawa kesuksesan. Biasalah kalau kontraversi tentunya akan mendongkrak promosi dari mulut ke mulut.. eh tepatnya dari posting ke posting…. Ya gak?
February 9, 2009 at 6:41 am
ndinndun
@ haris
waalaikumsalam,,,,
hay haris,,monggo2 silaturahmi lwt blog,,,,:D
@sigombak
ulama dan pesantren ga salah ko klo mengecam,,,
karena memang takut klo orang awam akan menilai Islam serendah itu…
tapi seharusnya penonton lebih bijak dan pandai dalam mengartikan film ini dialog demi dialog…
karena saat ditelusur kata demi kata,,,
film ini tidak menyinggung Islam,,,
malah meluruskan bagaimana Islam terhadap wanita
*seperti pembelaan Annisa ke Abi-nya (Kyai pesantren) yang menceritakan bahwa istri nabi aja dibolehkan untuk berkuda, tapi knpa Abi-nya melarang nya berkuda*
smuga penonton Indonesia lebih bijak dalam mengartikan sebuah tontonan,,,
February 11, 2009 at 5:04 pm
irmangust
waduh3,,blum smpet nonton udh didebatin di tv.jd tambah pnasaran.ktny lbh bagus darui AAC.hm.msh ada g ya?hehe
tp emg bner jg y kekhawatiran ulama dan pesantren itu, takutnya orang-orang awam malah menelan bulat2 film ini dan berpikiran sperti yang andin tulis itu..ntah ah, nonton aja blum.hehe
February 12, 2009 at 9:08 pm
hanafi
iktan comment yah..
menurut saya film ini tdk hanya mengkritisi perselingkuhan antara budaya dan agama, tetepi film ini juga menggugat bangunan2 feodalistik yg sengaja ato tdk sengaja telah terbangun d dlm pesantren2 di negara kita, dan wanita2 sring menjadi korban akibat dari system ini, meraka mengunakan dalil sunah rosul ketika ingin menyalurkan hasratnya sbg seorang pedofilia(syehk puji).. tafsir sesat seperti inilah yg mau di sampaikan film ini..
February 14, 2009 at 2:27 am
Fathy Farhat khan
Assalamu’alaykum…
kalo menurut hemat saya, kita gak perlu ngebahas hal yang debatable dalam film PBS, cukup kita lihat hal2 yang qot’i (pasti dan jelas) dalam film itu dan kita bandingkan dengan dalil yang qot’i juga. Yaitu (salah satunya)adegan rajam itu, sudah jelas dan tak ada khilafiyah/ perbedaan pendapat bahwa tata cara rajam tidaklah se-sadis itu. rajam harus melalui proses, tabayun/klarifikasi, menghadirkan saksi yang sah, dll.Nah dari situ saja sudah jelas secara qot’i film itu distortif terhadap islam. Hal inilah yang kemudian menjadikan film itu anarkisme psikologis, ahistoris, tidak akademis, dan kontraproduktif, kecuali untuk kepentingan komersial dan propaganda anti islam.Mungkin niat hanung itu baik, yaitu untuk mengkritisi pondok pesantren, tapi akan lebih bijak dia menggandeng ulama yang faham islam, tidak mengkonfrontasikan 2 faham secara kasar dan anarkis seperti itu, sehingga MENJADI kontraproduktif dan terkesan tidak elegan….
nice blog Sist….!!!!!keep on blogging!!! 🙂
March 1, 2009 at 5:12 am
tiestrisutanto
You’ve been TAGGED!
Liat blog saya ya ndin untuk keterangan lebih lanjut..
March 1, 2009 at 5:16 am
tiestrisutanto
ini linknya ndin..
March 1, 2009 at 5:26 am
tiestrisutanto
nonton filem yg satu ini bikin emosi ndin.. gara2 cowo2nya nampak sangat antagonis.. hehehe, kolot dan berpikiran sempit..
si hanung bramantyo juga dihujat oleh berbagai kalangan kan gara2 filem ini..
bagian yang gw suka: film ini nunjukin kalo perempuan msh pengen maju, dan akhirnya brani ngelawan..
yang gw ngga suka:
knapa harus tragis berlebihan?? setelah nikah ama cowo idamannya..eh malah.. *spoiler alert*
film indonesia terlalu dipenuhi oleh keekstriman.. terlalu sedih, terlalu sengsara, terlalu singkat merasakan kebahagiaan..
bikin orang indonesia skeptis dalam memandang hidup dan takut untuk bermimpi..
maaf ya ndin, saya kok jadi emosi lagi..padahal udah lama nonton filmnya..hehehe
sekian aja deh, sebelom merembet2.. hehehe
oiya yg tagnya dibikin ya.. 😉
March 11, 2009 at 5:32 am
hibernate
Subhanalloh
menurutku kita ga bisa berharap begitu saja agar para penonton mau bijak menilai dan mengartikan Film ini.
Tiap penonton kan punya kadar Ilmu, Iman dan Pemikiran yang berbeda
maka akan lebih baik mencegah timbulnya pendapat negatif dan pencitraan buruk terhadap Islam donk…..
Umpamanya gini ajah
Ga mungkin kan kita parkir motor di depan rumah dengan kunci masih tergantung trus kita berharap setiap orang yang lewat dan melihat agar berpikir Bijak dan kagak Kepikiran untuk Nyolong tuch Motor
Huheuheuheu
Semoga kita lebih bisa menghargai Para Ulama, karena sesungguhnya daging mereka itu beracun… dan kepada mereka kita mencari jalan Keselamatan karena mereka itulah para pewaris nabi saat ini….
Yah Alloh berikanlah kami akhir yang baik….
Subhnkallahma Wabihmdka…
July 31, 2009 at 2:47 pm
CHOIRON
maaf aQ blom nonton Filmnya jadi nggak berani komentar
June 21, 2010 at 2:05 am
Rammy
Terasa ingin menonton filem ini setelah melihat poster dan review saudari.